BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pentingnya komunikasi dapat dilihat
dari pengembangan ilmu komunikasi itu sendiri, di mana sebagai ilmu yang
multidisiplin. Sebagai ilmu yang bisa diterapkan dalam hayati bermasyarakat,
komunikasi telah lama menarik perhatian para ilmuwan dari luar bidang
komunikasi sendiri. Mereka umumnya ialah ahli yang punya nama dalam bidangnya,
kemudian tertarik mempelajari aspek-aspek komunikasi.
Hasil studi yang mereka lakukan,
selain mendukung bidang kepakarannya, juga telah memberi sumbangan yang tak
kecil terhadap kelahiran ilmu komunikasi sebagai kajian ilmiah. Sebelumnya,
komunikasi dalam proses pertumbuhannya merupakan studi retorika dan jurnalistik
yang banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum. Oleh sebab itu, dalam
peta ilmu pengetahuan, komunikasi dinilao oleh banyak pihak sebagai ilmu yang
monodisiplin yang berinduk pada ilmu politik.
Dengan kemajuan seperti ini, ilmu
komunikasi yang tadinya hanya dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan ilmu
sosial politik, tumbuh dan diajarkan hampir disemua disiplin ilmu, apakah itu
kedokteran, ekonomi, pertanian, hukum, dan ilmu-ilmu sosial itu sendiri.
Dengan realita seperti ini, ilmu
komunikasi makin disadari bukan lagi sebagai ilmu yang monodisiplin yang
berinduk pada ilmu politik, namun cenderung makin diakui sebagai ilmu yang
multidisiplin yang terbuka dan dibina banyak disiplin ilmu. Oleh sebab itu
pula, terdapat banyak definisi komunikasi yang dibuat oleh para ahli yang
memiliki latar belakang keahlian yang berbeda satu sama lain, namun perbedaan
makna ilmu komunikasi itu tetap fokus pada hubungan antarmanusia dalam konteks
pertukaran pesan yang memiliki makna.
1.2
Rumusan
masalah
a. Bagaimana
definisi dari komunikasi?
b. Bagaimana
ilmu komunikasi dikatakan sebagai ilmu
yang multidisiplin?
1.3
Tujuan
Penulisan
a. Memaparkan
definisi dari komunikasi
b. Menjelaskan
konsep dan ruang lingkup ilmu komunikasi yang multidisiplin ditinjau dari
berbagai aspek
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
komunikasi
Kata atau istilah “komunikasi”
(Bahasa Inggris “communication”) berasal dari Bahasa Latin “communicatus” atau
communicatio atau communicare yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik
bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada
suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Menurut Webster New Collogiate
Dictionary komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara
individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku”.
Bebarapa definsi tentang komunikasi
yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
a.
Carl Hovland, Janis & Kelley
Komunikasi
adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang-orang lainnya (khalayak.
b.
Bernard Berelson & Gary A.Steiner
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan
lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar,
angka-angka, dan lain-lain.
c.
Harold Lasswell
Komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “mengatakan “apa”
“dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil
apa”. (who says what in which channel to whom and with what effect).
d.
Barnlund
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
e.
Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
f.
Gode
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Dari berbagai definsi tentang ilmu
komunikasi tersebut di atas, terlihat bahwa para ahli memberikan definisinya
sesuai dengan sudut pandangnya dalam melihat komunikasi. Masing-masing
memberikan penekayang arti, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial adalah suatu
ilmu yang bersifat multi-disipliner.
Berdasarkan definisi-definisi
tentang komunikasi tersebut di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi
mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:
a.
Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi
sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan
atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses,
komunikasi tidak statis, tetapi dinamis dlam arti akan selalu mengalami
perubahan dan berlangsung terus menerus. Oleh karena komunikasi adalah suatu
proses, maka proses penyampaian dan penerimaan pesan-pesan atau informasi itu
paling tidak melibatkan dua orang (dyadic), yaitu pengirim/sender/source dan
penerima/receiver. Dengan perkataan lain, proses itu baru dapat dilihat dengan
fokus memperhatikan subyek atau pelaku atau komponen-komponen yang terlibat di
dalamnya.
b.
Komunikasi adalah suatu upaya yang
disengaja serta mempunyai tujuan.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keingiyang dari pelakunya (intentional). Pengertian sadar, di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkontrol, bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja, maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sedangkan tujuan yang diharapkan berarti merujuk pada hasil atau akibat yang diinginkan. Tujuan komunikasi mencakup banyak hal, tergantung pada keingiyang atau harapan dari masing-masing pelakunya.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keingiyang dari pelakunya (intentional). Pengertian sadar, di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkontrol, bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja, maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sedangkan tujuan yang diharapkan berarti merujuk pada hasil atau akibat yang diinginkan. Tujuan komunikasi mencakup banyak hal, tergantung pada keingiyang atau harapan dari masing-masing pelakunya.
c.
Komunikasi menuntut adanya partisipasi
dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat.
Kegiatan
komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua
orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian
yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. Komunikasi terjadi apabila
pihak-pihak yang terlibat di dalam proses itu sama-sama mempunyai komitmen
untuk fokus pada kata-kata yang diucapkan secara timbal balik, dan mempunyai
penafsiran yang sama terhadap kata-kata yang diungkapkan.
d.
Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada
dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang.
Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah
bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda
lainnya. Bahasa verbal yang digunakan untuk keperluan membujuk atau meminta
tolong, tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal yang digunakan untuk tujuan
memerintah atau memaksa.
Selain bahasa
verbal, juga ada lambang-lamabang yang bersifat nonverbal yang dapat digunakan
dalam komunikasi seperti gestura (gerak tangan, gerak kaki, atau bagian tubuh
lainnya), warna, sikap duduk, dan jarak. Penggunaan lambang-lambang ini
biasanya dimaksudkan untuk memperkuat makna pesan yang disampaikan. Misalnya,
jika kita berusaha membujuk seseorang mengenai sesuatu hal, maka gaya dan sikap
kita akan berbeda dengan jika kita memerintah atau memarahi seseorang.
e.
Komunikasi bersifat transaksional
Komunikasi pada
dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan
tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional. Pengertian
transaksional ini berarti bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan
oleh salah satu pihak, akan tetapi kedua belah pihak yang terlibat dalam
komunikasi berperan dalam menyukseskannya. Artinya, komunikasi akan berhasil
apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal
yang dibicarakan.
f.
Komunikasi menembus faktor ruang dan
waktu. Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam
komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya
berbagai produk teknologi komunikasi yang serba canggih sekarang ini seperti
telepon, internet, faximili, telex, videotext, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu
tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi.
2.2 Komunikasi
sebagai Ilmu yang Multidisipliner
Komunikasi
meliputi pemahaman tentang bagaimana orang berperilaku dalam menciptakan pesan. Karena itulah, penelitian komunikasi mengkombinasikan
metode ilmiah dan sastra. Komunikasi sebagai ilmu sosial memang amat bervariasi
dari yang menggunakan unsur unsur ilmiah hingga kesusastraan. Secara
tradisional teori teori kesusastraan tentang komunikasi dikenal sebagai teori
retorika. Sedangkan pemahaman teori teori ilmiah merupakan teori komunikasi.
Pemisahan seperti ini seharusnya tidah perlu ada karena komunikasi merupakan
ilmu yang bersifat multidisipliner, komunikasi sendiri sudah mencakup baik itu
metode sastra maupun metode ilmiah, keduanya sama sama di perhitungkan di dunia
ilmu pengetahuan tentang komunikasi.
lmu Komunikasi adalah salah satu
ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Itu terjadi karena ilmu
komunikasi berkembang melalui beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan yang
dipergunakan yang mempengaruhi peta ilmu komunikasi, berasal dari berbagai
disiplin ilmu lain seperti psikologi, politik, filsafat, antropologi,
sosiologi, elektronika dan lain sebagainya. Sifat kemultidisiplinan ini tidak
dapat dihindari karena objek pengamatan dalam ilmu komunikasi sangat luas dan
kompleks, menyangkut berbagai aspek social, budaya, budaya, ekonomi dan politik
dari kehidupan manusia.
Berikut pemaparan konsep dan ruang
lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari beberapa aspek, sebagai berikut :
2.2.1
Lingkup
Ilmu Komunikasi Ditinjau Dari Beberapa Aspek
a.
Komunikasi dari perspektif Filsafat
Komunikasi
filsafat menurut para ahli
a) Richard Lanigan
Didalam
karyanya yang berjudul “Communication
Models in Philosophy, Review and Commentary” membahas secara khusus
“analisis filsafati mengenai komunikasi”. Richard Lanigan mengatakan ; bahwa
filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama
menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang aku ketahui ? (What do I
know ?)
2. Bagaimana aku mengetahuinya ? (How
do I know it ?)
3. Apakah aku yakin ? (Am I sure ?)
4. Apakah aku benar ? (Am I right ?)
Pertanyaan-pertanyaan
di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi terhadap : Metafisika,
Epistemologi, Aksiologi dan Logika.
b) Prof. Onong Ucahana Efendy, MA
Menurut
Prof. Onong Ucahana Efendy, Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin ilmu yang
menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis,
analisis, kritis, dan holistis tentang teori dan proses komunikasi yang
meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatayangnya,tujuannya,
fungsinya, teknik dan perannya.
c) Fisher
Filosofis
ilmu komunikasi menurut Fisher (1986:17) adalah ilmu yang mencakup segala aspek
dan bersifat eklektif yang digambarkan oleh Wilbur Schramm (1963:2) sabagai jalan
simpang yang ramai, semua disiplin ilmu melintasinya.
d) Rosengreen
Menurut
Rosengreen (1983), setidaknya ada tiga paradigma besar yang melatar belakangi
perkembangan teori dan penelitian studi komunikasi, antara lain :
1. Paradigma klasik
Paradigma
klasik percaya bahwa realitas yang ada di lingkungan sekitar sudah diatur oleh
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Paradigma kritis
Paradigma
kritis dalam meyanggkap suatu hal tidak hanya mau menjelaskan,melainkan juga
akan mempertimbangkan, merefleksikan, menata realitas sosial dan berfikir
kritis berdasarkan teori-teori yang telah ada.
3. Paradigma konstruktifis
Paradigma
konsruktifis adalah penjelasan paling sesuai untuk menghuraikan fenomena yang
diperhatikan.
e) Laurie Ouellette Chair & Amit
Pinchevski
Menurut Laurie Ouellette Chair dan Amit Pinchevski, Filsafat
Komunikasi secara luas peduli dengan masalah teoritis,analitis,dan politik yang
melintasi batas-batas yang terjadi begitu saja untuk di analisa dalam studi
komunikasi.
Filsafat
melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan logos dari teori
Aristoteles dan Plato. Ethos merupakan komponen filsafat yang mengajarkan
ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normative dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi hubungan antara ilmu dan
masyarakat. Pathos merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau
rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang seyangtiasa mencintai
keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang
membimbing para ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada
pemikiran yang bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh
argument-argumen yang logis. Komponen
yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari etika, logika,
dan estetika, Komponen ini bersinegri dengan aspek kajian ontologi (keapaan),
epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan atau kemanfaatan).
Manusia
sebagai mahluk sosial akan selalu berhubungan dengan manusia lain melalui
komunikasi. Retorika sebagai ilmu mengenai pernyataan antar manusia
diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles. Gagasan awal mengenai pernyataan
antarmanusia dinyatakan dalam model sederhana, yaitu komunikator, pesan, dan
komunikan. Perkembangan selanjutnya menjadi ilmu komunikasi dengan model yang
lebih rumit, ada komunikator, pesan, komunikan, media, dan efek.
Istilah
komunikasi berasal dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam arti
makyangya. Berkomunikasi berarti mempunyai tujuan untuk punya arti yang sama.
Kajian komunikasi dari sudut pandang filsafat ilmu komunikasi dimaksudkan agar
pemahaman terhadap proses komunikasi bersifat radikal atau mendalam, sistematis
dan menyeluruh. Kajian ini dimaksudkan untuk mendapatkan esensi atau hakikat
komunikasi. Pernyataan ini adalah pesan. Sebelum pesan sampai pada khalayak
atau penerima pesan, haruslah dilakukan pertimbangan.
Mempelajari
komunikasi sebagai ilmu akan menjadi dasar bagi seseorang untuk memahami
komunikasi dari tinjauan filsafati. Mengerti filsafat ilmu komunikasi akan
mempermudah seseorang dalam menyusun pikirannya sebagai isi pesan komunikasi.
Isi pesan yang tersusun secara logis, etis dan estetis merupakan usaha agar
proses komunikasi efektif.
b.
Komunikasi dari perspektif Psikologi
Ruang
lingkup dan sistematika pengajaran psikologi komunikasi adalah :
a) Sistem komunikasi intrapersonal
b) Sistem komuniksi interpersonal
c) Sistem komunikasi kelompok
d) Sistem komunikasi Massa
Dalam sistem
komunikasi intrapersonal, antara lain membahas tentang karakteristik manusia
komunikan, factor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku
komunikasinya, sistem memori dan berpikir, dan sifat-sifat psikologi
komunikator.
Dalam sistem komunikasi interpersonal, antara lain dibahas tentang proses persepsi interpersonal, faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, dan hubungan interpersonal.
Dalam sistem komunikasi interpersonal, antara lain dibahas tentang proses persepsi interpersonal, faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, dan hubungan interpersonal.
Dalam sistem
komunikasi kelompok, antara lain dibahas tentang jenis-jenis kelompok dan
pengaruhnya pada perilaku komunikasi, factor-faktor yang mempengaruhi
keefektifan kelompok, dan bentuk-bentuk komunikasi kelompok. Dalam komunikasi
massa, antara lain dibahas tentang motivasi atau factor-faktor yang
mempengaruhi reaksi individu terhadap media massa, efek komunikasi massa, dan
karakteristik isi pesan media massa.
Komunikasi
Intrapersonal
Dalam buku
Trans–Per Understanding Human Communication, 1975, disebutkan bahwa komunikasi
intrapersonal adalah proses di mana individu menciptakan pengertian. Di lain
pihak Ronald L. Applbaum dalam buku Fundamental Concept in Human Communication mendefinisikan
komunikasi intrapersonal sebagai Komunikasi yang berlangsung dalam diri kita,
ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri dan kegiatan-kegiatan
mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan
kita (Uchayana 1993).
Dari
berbagai definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa, komunikasi intrapersonal adalah komunikasi
yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator
maupun sebagai komunikan, dia berbicara pada dirinya sendiri, dia berdialog dengan
dirinya sendiri, dia bertanya kepada dirinya sendiri, dan dijawab oleh dirinya
sendiri.
Apabila
seseorang mampu berdialog dengan diri sendiri berarti ia mampu mengenal diri
sendiri. Adalah penting bagi kita untuk bisa mengenal diri sendiri sehingga
kita dapat berfungsi secara bebas di masyarakat. Belajar mengenal diri sendiri
berarti belajar bagaimana kita berpikir, berasa, dan bagaimana kita mengamati,
menginterpretasikan, dan mereaksi lingkungan kita. Oleh karena itu untuk
mengenal diri pribadi, kita harus memahami dengan baik komunikasi intrapersonal.
Sistem
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi
intrapersonal tidaklah terjadi begitu saja, melainkan melalui proses tertentu
yang pada akhirnya menimbulkan kesimpulan dalam diri seseorang. Proses
berlangsungnya komunikasi dalam diri seseorang diterjemahkan dalam satu sistem
komunikasi yang dikenal dengan sistem komunikasi intrapersonal. Stanley B.
Cunningham dalam tulisannya “Intrapersonal
Communication, A Review and Critique” menyebut proses komunikasi intrapersonal
yang terjadi pada diri seseorang akan berlangsung sebagai berikut:
1. Berbicara pada diri sendiri
Terjadi
komunikasi dalam diri sendiri atau terjadi percakapan dengan diri sendiri.
2. Terjadi dialog
Dialog
merupakan satu proses pertukaran pesan dan pemrosesan makna dalam diri manusia
antara I dan Me. I mewakili bagian diri pribadi manusia
itu sendiri, sedangkan Me mewakili produk sosial (pengamatan).
3. Jalannya proses tersebut berdasarkan
perundingan manusia dengan lingkungannya atau terjadi adaptasi dengan
lingkungan. Di sini terjadi proses menggunakan stimuli (rangsangan) dari dan
dalam diri kita.
4. Persepsi
Individu
menerima, menyimpan, dan menggambarkan secara ringkas simbol.
5. Proses saling mempengaruhi antara
“raw data” persepsi dan diberi pengertian. Data mentah dari persepsi
diproses untuk dimengerti.
6. Proses data
Merupakan fungsi penggambaran secara
baik dari point 4 dan 5.
7. Feed back
Terjadinya
umpan balik, dan ini sangat tergantung dari point 3 dan 6.
c.
Komunikasi
dari perspektif Antropologi
Antropologi dikatakan sebagai salah satu akar atau
landasan lahirnya ilmu komunikasi. Seiring dengan perkembangan antropolgi
tersebutlah akhirnya para ahli budaya melihat jika dalam budaya juga sangat
tergantung pada komunikasi. Hal inilah yang kemudian dikaji mengenai proses dari
komunikasi tersebut sehingga lahirlah ilmu komunikasi dari antroplogi. Namun
untuk lebih jelasnya mengenai keterkaitan tersebut sebaiknya kita terlebih
dahulu melihat menganai antopologi dan komunikasi itu sendiri.
Setiap praktik komunikasi pada dasarnya adalah suatu
representasi budaya, atau tepatnya suatu peta atas suatu relitas (budaya) yang
sangat rumit. Komunikasi dan budaya adalah dua entitas tak terpisahkan,
sebagaimana dikatakan Edward T. Hall, “budaya adalah komunikasi dan komunikasi
adalah budaya. Begitu kita mulai berbicara tentang komunikasi, tak
terhindarkan, kita pun berbicara tentang budaya (Deddy Mulyana, 2004 :14).
Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan
dinamis. Inti budaya adalah komunikasi. Karena budaya muncul melalui
komunikasi. Akan tetapi pada gilirannya budaya yang tercipta pun mempengaruhi
cara berkomunikasi anggota budaya yang bersangkutan. Hubungan antara budaya dan
komunikasi adalah timbal balik. Budaya takkan eksis tanpa komunikasi dan komunikasi
pun takkan eksis tanpa budaya. Entitas yang satu takkan berubah tanpa perubahan
entitas lainnya. Menurut Alfred G. Smith, budaya adalah kode yang kita pelajari
bersama dan untuk itu dibutuhkan komunikasi. Komunikasi membutuhkan perkodean
dan simbol-simbol yang harus dipelajari. Godwin C. Chu mengatakan bahawa setiap
pola budaya dan tindakan melibatkan komunikasi. Untuk dipahami, keduanya harus
dipelajari bersama-sama. Budaya takkan dapat dipahami tanpa mempelajari
komunikasi, dan komunikasi hanya dapat dipahami dengan memahami budaya yang
mendukungnya (Deddy Mulyana, 2004: 14).
Konsep antara Antropologi dan komunikasi. Beberapa
bidang konsep antropologi budaya yang dikaji yang sangat relavan dengan
komunikasi yaitu;
a) Objek
simbol, umpamanya bendara melambangkan bangsa dan uang menggambarkan pekerjaan
dan barang-barang dagangan (komoditi).
b) Karakteristik
objek dalam kultur manusia. contoh warna unggu dipahami untuk “kerajaan”, hitam
untuk “duka cita” warna kuning untuk “kekecutan hati”, putih untuk untuk “kesucian”,
merah untuk “keberanian”
c) Gesture
dimana tindakan yang memiliki makna simbolis, senyuman dan kedipan, lambaian
tangan, kerutan kening, masing-masing memiliki makna tersendiri dan semuanya
memiliki makna dalam konteks cultural.
d) Simbol
adalah jarak yang luas dari pembicaraan dan kata-kata yang tertulis dalam
meyusun bahasa. Bahasa adalah kumpulan simbol paling penting dalam kultur.
Gatewood menjawab bahwa kebudayaan yang meliputi
seluruh kemanusian itu sangat banyak, dan hal tersebut meliputi seluruh periode
waktu dan tempat. Artinya kalau komunikasi itu merupakan bentuk, metode,
teknik, proses sosial dari kehidupan manusia yang membudaya, maka komunikasi
adalah sarana bagi transmisi kebudayan, oleh karena itu kebudayaan itu sendiri
merupakan komunikasi.
Proses komunikasi dalam persebaran budaya
Budaya adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari
komunikasi. Masyarakat terbentuk dari nilai norma yang mengatur mereka. Manusia
merupakan homostatis di mana komunikasi membentuk kebudayaan dan juga bagian
dari kebuadayaan itu sendiri. Dalam kehidupan budaya masyarakat dan intekasi
menyebabkan maka terjadinya proses komunikasi yang menjadi alat bantu atau guna
membantu mereka dalam berinteraksi dengan baik. Bahasa yang merupakan alat
komunikasi juga sangat dipengaruhi oleh proses budaya.
Dengan adanya kesamaan mengenai memaknai sesuatu
tersebutlah sehingga membentuk suatu kebudayaan yang lebih baik dalam
interkasi. Pengaruh komunikasi yang disebabkan oleh budaya ini pulalah yang
menjadikan perbedaan pemaknaan dari setiap budaya masyarakat dalam berkomunikasi.
Jadi, antropologi merupakan ilmu yang lebih dahulu
ada dalam memahami perkembangan interaksi manusia, kemudian antropologi ini
terus berkembang sehingga mulai melihat dan mengkaji pada prose komunikasi yang
tercipta. Inilah yang kemudian menjadikan antropologi menjadi salah satu
landasan sehingga lahirnya ilmu komunikasi.
d.
Komunikasi
dari perspektif Sosiologi
Pengertian Sosiologi Komunikasi
Sosiologi berasal dari kata latin socius yang
berarti masyarakat, dan kata Logos yang berarti ilmu. Dalam kamus, sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Ilmu Sosiologi muncul bersamaan dengan
ilmu psikologi pada abad 19, dimana ilmu sosiologi merupakan perkembangan dari
ilmu filsafat social. Istilah sosiologi dipopulerkan oleh Hebert Spencer
lewat bukunya berjudul Principles of Sociology, ciri-ciri utamanya adalah bersifat empiris, kumulatif, dan non etis
Ruang lingkup sosiologi komunikasi
Adapun
ruang lingkup kajian sosiologi komunikasi adalah gejala, pengaruh dan masalah
sosial yang disebabkan oleh komunikasi. Sosiologi mempelajari komunikasi dalam konteks interaksi sosial dalam masyarakat,
baik yang berhubungan dengan media secara langsung dan tidak langsung.
Tujuan
dari sosiologi komunikasi adalah dapat mengetahui
pengaruh faktor sosial dalam komunikasi serta dapat memahami keadaan sosiologi
yang timbul dalam komunikasi atau mempunyai aspek komunikasi.
Ruang Lingkup dan Konsep Sosiologi Komunikasi
Menurut
Bungin (2006 : 27-31), sosiologi komunikasi terdiri dari 3 konsep yang
sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-tiga konsep tersebut
yakni sosiologi, masyarakat, dan teknologi komunikasi media/informasi.
a). Sosiologi
Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksudkan
dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia sebagai
makhluk sosial termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang
kemudian menghasilkan perubahan-perubahan sosial.
b). Masyarakat
Masyarakat
merupakan salah satu ruang lingkup dari sosiologi komunikasi. Artinya bahwa
masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam sosiologi komunikasi. Jadi masyarakat itu terdiri dari kumpulan orang-orang
yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat oleh
aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati.
c). Teknologi
Komunikasi media/informasi
Teknologi
komunikasi merupakan ruang lingkup ketiga dari sosiologi komunikasi. Menurut
Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan
perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data
seperti meyanggkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau
menampilkan data. Sedangkan menurut Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan
teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat
keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan
informasi. Berdasarkan definisi tersebut di atas maka kita dapat menyimpulkan
bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan lunak
yang dapat digunakan untuk memproses dan mengirimkan informasi
e.
Komunikasi
dari perspektif politik
Lasswell (dalam Varma, 1995:258) memandang orientasi
komunikasi politik telah menjadikan dua hal sangat jelas: pertama, bahwa komunikasi
politik selalu berorientasi pada nilai atau berusaha mencapai tujuan;
nilai-nilai dan tujuan itu sendiri dibentuk di dalam dan oleh proses perilaku
yang sesungguhnya merupakan suatu bagian; dan kedua, bahwa komunikai politik
bertujuan menjangkau masa depan dan bersifat mengantisipasi serta berhubungan
dengan masa lampau dan senantiasa memperhatikan kejadian masa lalu.
Dalam hal ini, R.S. Sigel (dalam Sumarno, 1989:10)
memberikan pandangan sebagai berikut: “Political socialization refers to the
learning process, by which the political norms and behavior acceptable to an
ongoing political system are transmitted from generation to generation.”
Komunikasi
yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga
masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua
warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga
politik (Astrid, S. Soesanto, 1980:2).
Jadi definisi
komunikasi politik berdasarkan pandangan politik (klasik, kekuasaan,
kelembagaan, fungsionalis, atau konflik) yakni proses komunikasi yang
menyangkut interaksi pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan
dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama bagi
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Dilihat dari tujuan politik “an sich”, maka hakikat
komunikasi politik adalah upaya kelompok manusia yang mempunyai orientasi
pemikiran politik atau ideology tertentu dalam rangka menguasai dan atau
memperoleh kekuasaan, dengan kekuatan dimana tujuan pemikiran politik dan
ideology tersebut dapat diwujudkan.
Dengan demikian segala pola pemikiran, ide atau
upaya untuk mencapai pengaruh, hanya dengan komunikasi dapat tercapainya segala
sesuatu yang diharapkan, karena pada hakikatnya segala pikiran atau ide dan
kebijakan (policy) harus ada yang menyampaikan dan ada yang menerimanya, proses
tersebut adalah proses komunikasi.
Saluran Komunikasi
Politik
a). Komunikasi
Massa – komunikasi ‘satu-kepada-banyak’, komunikasi melalui media massa.
b). Komunikasi Tatap Muka–dalam rapat umum,
konferensi pers, dan Komunikasi Berperantara–ada perantara antara komunikator
dan khalayak seperti TV.
c). Komunikasi Interpersonal – komunikasi
‘satu-kepada-satu’, door to door visit,
temui publik, atau Komunikasi
Berperantara : pasang sambungan langsung ’hotline’ buat publik.
d). Komunikasi Organisasi – gabungan komunikasi
‘satu-kepada-satu’ dan ‘satu-kepada-banyak’,
Komunikasi Tatap Muka contoh diskusi tatap muka dengan bawahan/staf,
dll. dan Komunikasi Berperantara contoh pengedaran memorandum, sidang,
konvensi, buletin, newsletter, lokakarya, dll.
f.
Komunikasi
dari perspektif Elektronika
Teknologi
dalam Ilmu Komunikasi
Dilihat dari perkembangannya, ilmu komunikasi
dikelompokkan pada ilmu sosial dan merupakan ilmu terapan (applied science). Pada
awalnya ilmu komunikasi berasal dari jurnalistik atau jurnalisme yaitu suatu
pengetahuan tentang seluk beluk pemberitaan mulai dari peliputan bahan berita,
melalui pengolahan, sampai penyebaran berita (Onong,1993;12). Sejarah itu
berawal dari School of Journalism,sebuah lembaga pendidikan yang memiliki visi
untuk meningkatkan pengetahuan para wartawan dan calon wartawan. Berawal dari
kegiatan tersebut jurnalisme berkembang menjadi “mass media communication” atau
“mass communication “ ( komunikasi massa).
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa
kenyataannya dalam proses komunikasi secara total, komunikasi melalui media
massa hanya merupakan satu dimensi saja. Ada dimensi-dimensi lainnya yang
menjadi objek studi suatu ilmu dan berawal dari pemikiran tersebut akhirnya
muncullah Communication Science atau Ilmu Komunikasi yang sekarang ini.
Jadi ilmu komunikasi yang sekarang ini adalah ilmu
yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia
yang luas ruang lingkupnya dan banyak dimensinya.
Pada batasan di atas disinggung bahwa dalam teknologi atau teknik terkandung totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap aktivitas manusia.
Pada batasan di atas disinggung bahwa dalam teknologi atau teknik terkandung totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap aktivitas manusia.
Pada ruang lingkup komunikasi yang begitu luas,
Onong mengklasifikasi bahwa Metode komunikasi meliputi kegiatan-kegiatan
komunikasi Jurnalistik, Public Relations, Periklayang, Propaganda, Perang urat
syaraf (psychological welfare), dan lain-lain.
Jika dikatakan bahwa teknologi merupakan totalitas metode maka jabaran dari teknologi dalam komunikasi adalah semua hal yang ada pada bidang-bidang tersebut. Sebagai contoh kita akan lihat pada Public Relations sebagai metode komunikasi dan dapat dikatakan bahwa PR adalah salah satu teknologi dari ilmu komunikasi .
Jika dikatakan bahwa teknologi merupakan totalitas metode maka jabaran dari teknologi dalam komunikasi adalah semua hal yang ada pada bidang-bidang tersebut. Sebagai contoh kita akan lihat pada Public Relations sebagai metode komunikasi dan dapat dikatakan bahwa PR adalah salah satu teknologi dari ilmu komunikasi .
Public Relations sebagai teknologi, jika kita melihat
Public Relations dari segala unsur yang membentuk atau menyusun metode
tersebut, misalnya peran, proses,strategi, taktik dan segala
penerapan/aktifitas yang ada pada bidang Public Relations, adalah sebagai
berikut:
Peran
dalam PR meliputi apa itu PR, bagaimana perkembangannya, Pengembangan Etika
Profesinya, Peran Individu sebagai PR, dll.
a. Proses
PR meliputi riset sampai evaluasi.
b. Strategi
dan Taktik; Strategy meliputi Opini Publik, Pengenalan
Khalayak, dll. Taktik meliputi
Teknologi –teknologi Baru (elektronik), Penulisan, Kemampuan berbicara dan
Visual.
c. Penerapan;
Penerapan/Aktifitas PR seperti Media Relations, Government Relations, Community
Relations, dll .
Kesemuanya itu juga merupakan bagian dari teknologi
yang berkembang di ilmu komunikasi, sebagai bagian dari Public Relations, dan
dikembangkan seluas-luasnya untuk menunjang setiap aktivitas manusia.
Perkembangan
Teknologi Baru dalam Komunikasi
Point ini tidak akan terlalu banyak kita bahas, hanya sekedar merunut kembali mengapa dalam ilmu komunikasi kita mempelajari teknologi baru (“The New Technology”) Sejalan dengan sejarah perkembangan kemampuan berpikir manusia maka manusia lalu menciptakan alat-alat bantu. Alat-alat bantu tersebut berkembang begitu pesat, mulai yang bersifat mekanistis pada abad 18 maupun elektronika pada awal abad 19. Rogers dalam bukunya Comunnication Technology mengatakan bahwa kunci dasar teknologi komunikasi baru adalah elektronik. Dan teknologi baru tersebut dapat kita sebut dengan media baru. Media sebagai saluran komunikasi dari sudut pandang komunikator (pengirim pesan) terbagi menjadi saluran komunikasi tanpa media dan saluran komunikasi bermedia.
Point ini tidak akan terlalu banyak kita bahas, hanya sekedar merunut kembali mengapa dalam ilmu komunikasi kita mempelajari teknologi baru (“The New Technology”) Sejalan dengan sejarah perkembangan kemampuan berpikir manusia maka manusia lalu menciptakan alat-alat bantu. Alat-alat bantu tersebut berkembang begitu pesat, mulai yang bersifat mekanistis pada abad 18 maupun elektronika pada awal abad 19. Rogers dalam bukunya Comunnication Technology mengatakan bahwa kunci dasar teknologi komunikasi baru adalah elektronik. Dan teknologi baru tersebut dapat kita sebut dengan media baru. Media sebagai saluran komunikasi dari sudut pandang komunikator (pengirim pesan) terbagi menjadi saluran komunikasi tanpa media dan saluran komunikasi bermedia.
Saluran komunikasi bermedia terbagi lagi menjadi non
media massa dan media massa The New Technologies atau the New Media ini
membahas masalah perkembangan teknologi baru di bidang tulis, cetak,
telekomunikasi, komunikasi interaktif, videotext dan teletext, dll.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Para ahli memberikan definisi
komunikasi sesuai dengan sudut pandangnya tersendiri. Masing-masing memberikan
penekanan terhadap arti, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial adalah suatu
ilmu yang bersifat multi-disipliner.
lmu Komunikasi adalah salah satu
ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Itu terjadi karena ilmu
komunikasi berkembang melalui beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan yang
dipergunakan yang mempengaruhi peta ilmu komunikasi, berasal dari berbagai
disiplin ilmu lain seperti psikologi, politik, filsafat, antropologi,
sosiologi, elektronika dan lain sebagainya.
No comments:
Post a Comment