KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan praktek kerja
industri (prakerin) di PT. KTI
Probolinggo, yang dilaksanakan pada tanggal 3 Januari sampai dengan 31 Maret
2012.
Dalam laporan ini, kami akan menguraikan dan menjelaskan kegiatan-kegiatan
dan jenis mesin produksi ataupun mesin perbaikan yang telah kami pelajari
selama melaksanakan prakerin di PT. KTI Probolinggo selama tiga bulan. Kami
sadar bahwa laporan ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharap kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Kami selaku penyusun, sebelumnya mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan maupun penyajian materi. Tidak
lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami
dalam rangka penyusunan laporan ini. Tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan laporan ini, terutama kepada:
1. Bapak Drs. H. Suryono
selaku kepala SMK Negeri 2 Probolinggo.
2. Bapak Supriyono, S.Pd selaku koordinator Prakerin di SMK
Negeri 2 Probolinggo.
3. Bapak Rustiko Wanto selaku
pimpinan PT. KTI ( Kutai Timber Indonesia )
4. Bapak Drs. Singgih Sri Raharja selaku pembimbing sekolah yang telah membimbing kami
selama prakerin.
5. Bapak Eka Setya
Budi selaku pembimbing industri yang membimbing dan memberi evaluasi kepada
kami selama prakerin.
6. Para pegawai PT. KTI ( Kutai Timber Indonesia ) yang
telah mendidik kami.
7. Bapak dan Ibu
guru SMK Negeri 2 Probolinggo
Kami berharap, laporan ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak terutama siswa dan siswi SMK Negeri 2 Probolinggo.
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................................ i
HALAMAN
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
HALAMAN
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
KATA
PENGANTAR .......................................................................................................... iv
DAFTAR
ISI ....................................................................................................................... v
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar
Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Tujuan
Prakerin .......................................................................................... 1
1.3. Ruang
Lingkup Kerja .................................................................................. 2
1.4. Sejarah
Singkat Perusahaan ...................................................................... 4
1.5. Visi
dan Misi Perusahaan ........................................................................... 4
1.6. Stuktur
Organisasi Perusahaan .................................................................. 5
BAB
II MATERI ............................................................................................................. 6
2.1. Mengoperasikan
Mesin Gerinda ................................................................ 6
2.2. Mengoperasikan
Mesin Las ........................................................................ 12
2.3. Mengoperasikan
Mesin Bor ........................................................................ 23
2.4. Mengoperasikan
Blunder ............................................................................ 34
2.5. Free
Maintenance ....................................................................................... 38
BAB III PENUTUP
......................................................................................................... 41
3.1. Kesimpulan
................................................................................................. 41
3.2. Saran
.......................................................................................................... 41
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................................... 43
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia, yaitu manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,
bekerja keras, tangguh, bertanggung
jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat
jasmani dan rohani.
Pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah, perlu
disesuaikan dengan perkembabangan tuntutan pembangunan yang memerlukan berbagai
jenis ketrampilan dan keahlian di segala bidang serta ditingkatkan mutunya
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Prakerin merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di DU/DI
dengan program dan arahan yang diatur sepenuhnya oleh DU/DI. Peranan DU/DI
dalam pendidikan dengan pihak sekolah sangat berpengaruh dalam upaya
peningkatan mutu tamatan yang baik. Dilakukannya praktek ini untuk membangun
siswa yang disiplin dan memilki etos kerja yang tinggi.
Dengan diadakannya
prakerin ini, siswa diharapkan dapat menambah pengetahuan pada materi pelajaran
produktif secara langsung di dunia kerja. Serta mendapat pengalaman yang
berharga sebelum terjun ke dunia industri yang sesungguhnya. Dengan demikian,
siswa diharapkan dapat mengasah kreatifitas dan melatih diri sesuai bidangnya
dalam dunia industri.
1.2. Tujuan
Prakerin
1.2.1. Bagi Siswa
:
- Meningkatkan
keterampilan serta memperkuat kemandirian berpikir kepada siswa.
- Meningkatkan
keahlian profesi, pengalaman, etos kerja dan disiplin waktu dengan terlibat
langsung pada kegiatan kerja di DU/DI.
- Secara praktis
kegiatan prakerin dapat dimanfaatkan para siswa untuk mencari informasi
seluas-luasnya tentang kesempatan lowongan pekerjaan pada DU/DI.
- Diharapkan
agar siswa dapat mengetahui dunia kerja secara langsung, dengan tujuan siswa
dapat berfikir lebih dewasa dalam mengambil suatu keputusan.
- Agar siswa
dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, yang ada pada DU/DI.
- Setelah
mengikuti prakerin di DU/DI, siswa diharapkan menjadi insan yang lebih baik
dari sebelum mengikuti prakerin.
1.2.2. Bagi Sekolah :
- Mendapatkan input (masukan) dari DU/DI tentang
dunia kerja yang sesungguhnya.
- Hal-hal
yang baru di DU/DI dapat dijadikan bahan ajar kepada siswa, guna lancarnya
penyusunan materi kejuruan.
- Meningkatkan
jalinan kerja sama yang baik antara sekolah dengan DU/DI.
1.2.3. Bagi Industri :
- Dengan
kegiatan prakerin, diharapkan dapat membantu perusahaan mendapatkan tenaga
kerja tambahan, sekaligus melatih dan mendidik siswa untuk bekerja secara
profesional.
- Mendapatkan calon-calon karyawan bila harus
menambah tenaga kerja yang baru.
1.3. Ruang
Lingkup Kerja
1.3.1. Divisi
Plywood Yang Bertahan Selama 30 Tahun
Pada awalnya kayu alam digunakan sebagai bahan baku,
namun sebagai perusahaan plywood di Indonesia, selain kayu alam kami
menggunakan bahan baku kayu tanaman divisi yang memiliki 5 mesin rotary lace
dan 4 dryer, yang menerapkan system ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004. Dan di
bawah pengawasan ketat standart kualitas, kami memproduksi produk ramah
lingkungan. Produk kami di antaranya Plywood second proses floor base, Plywood
standart, Plywood bahan bangunan block board LVL, LVB dan lain-lain.
1.3.2. Divisi Wood Working
Pada Divisi Wood Working ini telah dilengkapi tempat
pengeringan kayu alami dan pengeringan yang menggunakan mesin. Selain itu, juga
memiliki mesin untuk pewarnaan, laminated, yang dapat memproses barecore sliced
veneer, produk working furniture dan lainnya. Yang menjadikan divisi ini,
sebagai divisi yang dapat menjawab kebutuhan produk Wood Working. Divisi Wood
Working telah meraih ISO 9001:2008 dan system mutu ISO 14001:2004. Item produk
dimulai dari panel pintu, Plywood fancy, Plywood standart, laminated dan banyak
produk Wood Working lainnya.
1.3.3. Divisi Particle Board
Bahan baku Particle Board kami, berasal dari limbah kayu
yang sebelumnya dibuang oleh PT. KTI dan Plywood perkayuan lain di sekitarnya.
Untuk meningkatkan pengembangan produk second dari proses yang menggunakan
produk particle board dan penjualan, kami memperkuat pondasi untuk menjadi
pabrik kayu no 1 di dunia perkayuan. Dengan mendirikan pabrik particle board
yang dimulai bulan November 2005, letaknya bersebelahan dengan divisi yang
telah ada dan mulai produksi pada januari 2008.
1.3.4. Divisi Penanaman Lingkungan
Untuk meningkatkan persentase bahan baku kayu tanaman
menjadi 70%, PT. KTI mengembangkan kerja sama dengan masyarakat setempat untuk
melakukan penanaman kayu valcate yang berkualitas dan tumbuh cepat. Kemudian
PT. SUMITOMO Forestry dan pusat riset tsukuba Jepang, bekerja sama dengan pihak
perhutani Jawa Timur untuk melakukan riset pohon yang berkembang cepat,
perawatan dan pemanenan untuk kepentingan industri.
1.4. Sejarah
Singkat Perusahaan
Tahun 1970
pendirian PT. KUTAI TIMBER INDONESIA untuk mengelola HPH sebagai hasil dari
marger antara PT SUMITOMO dan PT. KALTIMEX JAYA.
Tahun 1973
pendirian pabrik kayu devisi Plywood di Probolinggo, Jatim.
Tahun 1974
pengoprasionalan pabrik Plywood.
Tahun 1983
penutupan devisi loging Kalimantan Timur.
Tahun 1984
penutupan pabrik dan log.
Tahun 1989
membangun Kapal Kutai Raya Dua untuk pengangkutan log.
Tahun 1991 PT.
KTI bekerja sama dengan SUMITOMO Forestry untuk melakukan penanaman kembali di
hutan tropis yang gundul.
Tahun 1992
pengoprasian pabrik Wood Working.
Tahun 1993
produksi Plywood Jumbo.
Tahun 1994
produksi Plywood Engineering.
Tahun 1997
memproleh sertifikasi ISO 9002.
Tahun 1998
eksperimen area penanaman pohon riset plantation.
Tahun 2000
pendirian yayasan pendidikan PT. KTI.
Tahun 2001
meraih sertifikat system mutu lingkungan ISO 14001, saham PT. SUMITOMO Forestry
di PT. KTI mencapai 99 %.
Tahun 2005
mendirikan pabrik Particle Board.
Tahun 2008
pengoprasian Divisi Particle Board.
1.5. Visi dan
Misi Perusahaan
Visi :
Sebagai
perusahaan yang bergerak dalam usaha perkayuan PT. KUTAI TIMBER INDONESIA
menggunakan bahan baku kayu yang lestari serta ramah lingkungan dan
berpartisipasi dalam mensejahterakan masyarakat dengan memproduksi menjual produk perkayuan untuk bahan bahan bangunan.
Misi :
1. Kami mematuhi
peraturan perusahaan dan pemerintah dengan mengutamakan keselamatan dan perilaku yang jujur.
2. Kami
berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi untuk kepuasan
pelanggan.
3. Kami menjalin
usaha dengan prinsip integritas dan keputusan management.
4. Kami
menciptakan budaya perusahaan yang terbuka dan sederhana yang memiliki rasa
kebanggaan yang kuat dan memotivasi setiap karyawan.
5. Kami
berpartisipasi untuk menjaga lingkungan dan masyarakat sekitar sebagai bentuk
tanggung jawab menjalankan usaha.
1.6. Struktur Organisasi Perusahaan
![]() |
BAB II
MATERI PRAKERIN
2.1.
Mengoperasikan Mesin Gerinda
2.1.1. Pengertian
Mesin Gerinda
Mesin
gerinda merupakan alat yang biasanya digunakan untuk menghaluskan sesuatu dari
sesuatu seperti menghilangkan karat dari besi , juga dapat memotong benda
dengan batu gerinda yang khusus. Mesin gerinda
tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya
mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti
besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda
kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda
kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk
lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja
untuk dilas, dan lain-lain.
Mesin
Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan putaran sekitar 11.000 – 15.000 rpm.
Dengan putaran tersebut batu gerinda yang merupakan komposisi aluminium oksida
dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam
sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan putaran tersebut juga,
mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan
menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk memotong.
Untuk membedakan mesin
gerinda permukaan rata (Surce Gerinding machine) dengan mesin gerinda lainya,
sebelumnya perlu diberikan suatu batasan pengertian permukaan. Yang dimaksud dengan
permukaan diam adalah permukaan rata. Jadi benda yang digerinda pada mesin ini haruslah yang mempunyai sisi
bentuk bidang atau rata.

Contoh : Mesin
Gerinda sumbu memutar.
Pada
mesiin Gerinda sumbu memutar, letak sumbunya mendatar (horizontal). Sumbu ini
terlihat sejajar dengan meja dan arah gerakan mejanya. Sedangkan
roda giginya sendiri tegak lurus terhadap meja mesin.
A. Jenis Mesin Gerinda
Mesin gerinda ini tidak hanya terdiri
dari satu jenis saja, tapi mesin gerinda ini terdiri dari 3 macam jenis.
Jenis-jenis mesin gerinda tersebut, antara lain sebagai
berikut :
1. Mesin
gerinda tangan.
2. Mesin
gerinda duduk.
3. Mesin
gerinda potong.
Berdasarkan dari jenis-jenis
mesin gerinda tersebut, mempunyai masing-masing fungsi yang tidak sama.
Meskipun ada beberapa yang sama, namun cara penggunaannya tidak sama.
2.1.2. Fungsi
Mesin Gerinda
Pada umumnya fungsi mesin gerinda adalah untuk
menghaluskan bagian permukaan benda kerja. Permukaan benda kerja tersebut,
dihaluskan karena kasar dari sisa-sisa las atau pengelasan, agar permukaan
tidak tajam, menghaluskan sisi-sisi plat atau besi beton.
Selain berfungsi untuk menghaluskan benda kerja, mesin
gerinda juga dapat digunakan untuk memotong plat atau besi beton.
Berikut adalah
fungsi dari mesin gerinda berdasarkan jenisnya, yaitu :
1. Mesin
gerinda tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda
kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam
yang keras seperti besi dan stainless steel.
Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja
seperti pisau dan pahat, atau dapat jugabertujuan untuk membentuk benda kerja
seperti merapikan hasil pemotongan,merapikan hasil las, membentuk lengkungan
pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas,
dan lain-lain.
![]() |

2.
3. Mesin
gerinda duduk.
Mesin gerinda duduk merupakan mesin yang berfungsi untuk
mengasah alat potong seperti pahat frais, pahat bubut, mata bor, dll.

4.
5.
6.
7.
8. Mesin
gerinda potong.
![]() |
Gerinda potong merupakan
mesin yang berfungsi untuk memotong bahan yang terbuat dari besi dengan
ketebalan yang rendah.
2.1.3. Bagian Mesin Gerinda
Bagian-bagian
dari mesin gerinda seperti batu gerinda, pengunci batu gerinda, dan yang
lainnya.
Batu Gerinda
Batu gerinda ini, terdiri dari bermacam-macam jenis dan
memiliki fungsi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut :
1. Flat wheels, untuk
melakukan penggerindaan alat-alat potong
seperti handtap, countersink, mata bor,dan sebagainya
2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat
potong seperti cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
3. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil
pada cutter.
4. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong
ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami
proses heat treatment.
5. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan
penggerindaan diameter dalam suatu jenis
produk.
2.1.4. Cara Mengoperasikan Mesin Gerinda
Mesin gerinda merupakan mesin yang cara pengoperasiannya
tidak manual, tapi menggunakan sumber listrik, meski itu mesin gerinda tangan.
Pada bab ini, kami meringkaskan tata cara penoperasian mesin gerinda, baik saat
menggunakan mesin gerinda maupun saat mengganti batu gerinda. Berikut ini
merupakan ringkasan-ringkasan pengoperasian mesin gerinda.
1. Cara Mengoperasikan Mesin Gerinda
1. Hubungkan kabel
utama pada stop kontak yang ada.
2. Posisikan tombol on yang ada pada sisi
belakang mesin gerinda.
3. Apabila sudah tempelkan gerinda tersebut pada
benda kerja yang akan dikerjakan.
4. Kerjakan sampai benda kerja sudah sesuai
dengan yang diharapkan.
5. Setelah selesai matikan mesin gerinda dengan
memosisikan pada tombol off.
Urutan kerja gerinda pada umumnya adalah sebagai berikut
:
a. Pemahaman gambar kerja.
b. Pencekaman benda kerja.
c. Pemeriksaaan air pendingin.
d. Pemeriksaan ketajaman roda gerinda.
e. Pengaturan putaran.
f. Penyetingan panjang langkah dan dalamnya pemakanan.
g. Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong).
h. Penggerindaan benda kerja.
i. Pemeriksaan hasil gerinda.
a. Pemahaman gambar kerja.
b. Pencekaman benda kerja.
c. Pemeriksaaan air pendingin.
d. Pemeriksaan ketajaman roda gerinda.
e. Pengaturan putaran.
f. Penyetingan panjang langkah dan dalamnya pemakanan.
g. Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong).
h. Penggerindaan benda kerja.
i. Pemeriksaan hasil gerinda.
2. Cara Pemasangan Batu Gerinda Tangan
1.
Lepaskan terlebih dahulu, jack dari terminal agar gerinda tidak teraliri
arus listrik. Jangan sampai tidak
melepas dulu aliran listriknya karena sangat berbahaya.
2. Lalu
ambil kunci gerinda untuk membuka batu gerinda yang lama.
3. Sebelum
membuka, tekan tombol yang ada pada bagian belakang gerinda agar batu gerinda
tidak ikut bergerak.
4. Setelah terlepas , pasang batu gerinda yang
baru.
5. Lalu kencangkan
mur dengan alat pengunci juga tekan tombol yang ada pada belakang gerinda agar
baut yang berada di gerinda tidak ikut berputar.
2.1.5. Benda Kerja
Yang Dikerjakan Dan Bagaimana Cara Yang Mengerjakan
Dalam
penggerindaan ini tentunya ada benda kerja yang akan dikerjakan untuk
digerinda. Benda kerja tersebut biasanya bisa berupa plat-plat, hasil dari
pengelasan, logam hasil dari blunder, dan masih banyak yang lainnya.
Adapun contoh-contoh
benda kerja, yang pernah kami kerjakan dengan mesin gerinda, antara lain
sebagai berikut :
1. Plat untuk penutup pisau, pada mesin pemotong kayu.
2. Besi yang digunakan pada mesin produksi Hot Press.
3. Plat yang akan digunakan untuk mesin produksi Sander.
4. Plat dan kayu yang dipotong dengan gerinda tangan, yang
akan digunakan untuk penutup pipa blower.
5. Besi rakitan las yang akan digunakan untuk gaed pada
mesin produksi Hot Press.
6. Pengasahan betle pada mesin gerinda duduk.
7. Pengasahan mata bor dengan mesin gerinda tangan.
8. Dan lain-lain.
Dalam
melakukan suatu pekerjaan, baik menggunakan atau tidak menggunakan alat,
hendaknya kita harus mengutamakan keselamatan kerja dan hasil pekerjaan.
Selain
itu dalam melakukan pekerjaan, tentunya kita harus memperhatikan bagaimana cara
mengerjakannya. Selain kita mendapatkan hasil yang diinginkan, kita juga akan
mendapatkan keselamatan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Cara
mengerjakan mesin gerinda ini, sebenarnya sudah diulas pada tata cara
mengoperasikan mesin gerinda. Namun dalam laporan ini, kami akan menjelaskan sekilas
tentang cara mengerjakan benda kerja terhadap mesin gerinda.
Berikut ini cara
pengerjaan benda kerja dengan mesin gerinda, yaitu :
1. Siapkan mesin gerinda dan benda kerja yang akan
dikerjakan.
2. Setelah semua alat sudah siap, pastikan mesin gerinda
sudah terhubung dengan sumber listrik.
3. Gunakan alat bantu atau alat keselamatan kerja.
4. Mulailah menggerinda benda kerja dengan berhati-hati.
5. Utamakan keselamatan kerja dan hasil yang diinginkan.
6. Matikan mesin gerinda dengan menekan tombol off pada
mesin gerinda, bila sudah selesai.
7. Apabila benda kerja terasa panas, masukkan ke dalam air
agar tidak panas.
8. Apabil benda kerja sudah tidak panas, maka segeralah
angkat benda kerja agar tidak karat.
2.2. Mengoperasikan Mein Las

![]() |
Mesin las merupakan suatu
alat yang digunakan untuk menyambung dua benda kerja berupa logam yang
terpisah. Sedangkan pengelasan mempunyai arti yaitu suatu proses penyambungan
dua benda kerja berupa logam yang terpisah dengan menggunakan proses pemanasan
atau melalui proses pembakaran. Benda kerja tersebut dipanaskan agar kedua
logam yang akan disambung, dapat tersambung dengan mudah karena kedua logam
tersebut telah mencair.
Ada
juga definisi lain, tentang pengelasan yang berarti suatu proses penyambungan
logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau
tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi
yang ditimbulkan oleh gaya
tarik menarik antara atom. Sebelum atom- atom tersebut membentuk
ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas
yang terserap atau oksida-oksida.
Mesin las merupakan sumber
tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan serta tegangan yang
cukup untuk terus melangsungkan suatu pengelasan. Yang diharuskan dalam
pengelasan yaitu mempunyai kesamaan sifat. Penyambungan benda padat seperti
besi, tentunya kita panaskan hingga meleleh kemudian kita sambung dengan
kesamaan sifat. Adapula pengelasan untuk alumunium, caranya sama asalkan
mempunyai kesamaan sifat.
Las
terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Las
Asetylen atau las gas karbit
2. Las
busur listrik
Pengelasan asetylen diperoleh lewat proses reaksi kimia dalam bentuk gas.
Pada umumnya proses pengelasan jenis ini banyaknya dipergunakan pada bengkel las besar atau kecil.
Pengelasan dengan busur
listrik merupakan salah satu jenis proses pengelasan yang menggunakan mesin
las. Pengelasan ini menggunakan elektroda (kawat las) yang dijepit pada
pemegang elektroda, yang dialiri tegangan listrik.
2.2.2.
Fungsi Mesin Las
Fungsi dari mesin las ini pada
umumnya memiliki fungsi yaitu untuk menyambung dua logam dengan menggunakan
panas, baik itu dengan panas api atau juga listrik.
Berikut terdapat fungsi las berdasarkan
jenis, yaitu las listrik dan las asetylen:
1.
Las Listrik
a. Untuk
menyambung dua benda yang terpisah menggunakan elektroda.
b. Untuk
menutup keretakan dalam benda kerja.
2.
Las Asetylen
a. Untuk
melakukan penyambungan dua buah logam dengan menggunakan asetylen (las karbit)
dan menggunakan bahan tambah berupa tembaga.
b. Untuk
menutup keretakan dalam bend kerja.
2.2.3. Bagian
Mesin Las
Mesin las terdiri dari banyak bagian. Banyak
bagian-bagian penting yang terdapat pada pengelasan.
Bagian-bagian
las diantaranya sebagai berikut :
1.
Sambungan
Las
Mutu hasil pengelasan
selain tergantung dari pelaksanaannya juga ditentukan oleh persiapan sebelum pengelasan. Yang termasuk pekerjaan
persiapan pengelasan di antaranya adalah persiapan material atau bahan induk.
Bahan induk yang digunakan pada setiap
konstruksi harus memenuhi persyaratan-persyaratan pada pengelasan. Dengan
memahami jenis dan ukuran bahan induk serta bentuk sambungan pada pengelasan.
Beberapa standar telah mengatur jenis
sambungan las, namun pada dasarnya menjadi empat jenis sambungan, yaitu :
o
Sambungan tumpul (butt joint)
o
Sambungan T (T-joint)
o
Sambungan sudut (fillet joint)
o
Sambungan tumpang (lap joint)
2.
Elektroda
Selain jenis
sambungan, jenis-jenis elektroda juga dapat menentukan mutu hasil pengelasan.
Elektroda juga terdiri dari beberapa jenis.
Adapun jenis-jenis elektroda, seperti
pada tabel berikut :
WELDING ELECTRODE
NO
|
JENIS ELEKTRODA
|
UKURAN
|
BAHAN PENGELASAN
|
1
|
RB 26
|
2,6 m/m
3,2 m/m
|
BESI BIASA
|
2
|
TW 112
|
3,2 m/m
|
BESI TUANG
|
3
|
SP 500
LB 2,6
|
3.2 m/m
|
BESI BERTEKANAN
|
4
|
TW 520
|
3,2 m/m
|
BESI BIASA + BESI
TUANG
|
5
|
SPEED OUT
|
3,2 m/m
|
CATATAN : Untuk
elektroda jenis speed out digunakan untuk membuka hasil pengelasan jenis
elektroda SP 500 dan LB 2,6
Banyak
macam-macam elektroda yang telah disebutkan di atas, berikut jenis elektroda
beserta penjelasannya.
1. Elektroda Baja Lunak
Dan
bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis
selaputnya. Sedangkan kawat intinya sama.
A. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda
selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang
dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan
mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang
baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput
selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas
pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik
bila dipakai arus AC.
B. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis
selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai
untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik
untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai
pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih
benyak Kalium memudahkan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda
dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
C. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan
penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput
elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu
cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari
pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
D. Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E
7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan
efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan
bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah
tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.J
E. Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung
hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas
dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu
tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan
mengalami tekanan. Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E
7016 dan E 7018.
Sumber tenaga pada mesin las diperoleh
dari :
1. Generator yang digerakkan
oleh motor bensin atau diesel
2. Gardu induk
Tegangan
pada mesin las listrik biasanya :
1. 220 volt
2. 380 volt
Mesin las digerakkan dengan
motor bensin, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak
mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu
antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke benda kerja.
2. Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda
yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagai berikut :
A. Elektroda nikel
Elektroda
jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan
lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi
pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah
rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik.
B. Elektroda baja
Elektroda
jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las
yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda
ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang
dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
C. Elektroda perunggu
Hasil las
dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat
ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi
selaput yang menghasilkan busur stabil.
3. Elektroda Untuk Aluminium.
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang
dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan
pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya.
Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan
pasawat las DC kutub terbalik.
4. Elektroda untuk palapis Keras
Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu
agar alat atau bahan tahan terhadap kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk
tujuan itu, maka elektroda untuk pelapis keras dapat diklasifikasikan dalam
tiga macam yaitu :
A. Elektroda tahan kikisan
Elektroda
jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk
karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC
atau DC kutub terbalik.
Elektroda
ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis,
peluas lubang dan beberapa type pisau.
B. Elektroda tahan pukulan
Elektroda
ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai
untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.
C. Elektroda tahan keausan
Elektroda
ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan
Chrom.
Biasanya
dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana
temperatur dan keausan sangat tinggi.
3.
Alat
Utama dan Alat Bantu Las
1.
Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
·
Kabel Elektroda
·
Kabel Massa
·
Kabel Tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan
elektroda. Kabel massa
menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang
menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini
biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.
![]() |
Dalam gambar di atas
ditunjjukkan luas penampang kabel las (kabel elektroda atau kabel massa) untuk panjang
tertentu pada kapasitas arus pesawat las.
2.
Pemegang Elektroda

3.
Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las
pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena
kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.
4.
Sikat Kawat
Sikat kawat ini, pada
pengelasan dapat digunakan untuk :
·
Membersihkan benda kerja yang akan dilas.
5.
Klem Massa
Klem massa
edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan
dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus
listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa
ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan
baik .
![]() |
Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan
klem massa
harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat,
minyak
6. Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau
memindahkan benda kerja yang masih panas.
2.2.4.
Cara Mengoperasikan Mesin Las
Berdasarkan dari pengelasan, yang sering kita
jumpai pengelasan ini terdiri dari dua jenis pengelasan. Dimana cara
mengoperasikan atau cara kerjanya hampir berbeda, meskipun ada sedikit
kesamannya.
1.
Cara Mengoperasikan Las Asetylen (Las Karbit)
a. Sebelum
melakukan pengelasan, periksa dulu gas oksigen dan asetylen yang akan kita
gunakan, baik sisa gas maupun kebocoran pada tabung dan selang gas.
b. Buka
regulator oksigen dan asetylen dengan perlahan.
c. Atur
keluarnya gas secara perlahan untuk menghindari terjadinya kebakaran.
d. Lalu
nyalakan apinya, dengan mendekatkan titik api pada burner (setelah api keluar dari
burner, segera jauhkan tangan dari api las).
e. Lalu
atur keluarnya gas untuk menentukan nyala api las, baik nyala oksidasi, nyala
netral, atau nyala karburasi.
f. Setelah itu lakukan pengelasan pada benda kerja yang akan
dilas, dengan menggunakan bahan tambahberupa tembaga.
g. Apabila selesai melakukan pengelasan, sebaiknya segera
mematikan nyala api las dengan menutup saluran gas pada burner.
2.
Cara Mengoperasikan Mesin Las (Las Listrik)
a. Nyalakan
mesin las dengan menghubungkan mesin las pada sumber listrik yang ada.
b. Setelah
mesin las menyala, tentukan arus listrik yang akan digunakan, sesuaikan dengan
benda kerja yang dikerjakan.
c. Tempelkan klem massa pada benda kerja yang akan dilas.
d. Pasang
elektroda yang akan digunakan pada pemegang elektroda.
e. Kemudian
dekatkan elektroda pada benda kerja, dengan jarak ± 3 mm.
f. Jalankan elektroda tersebut, secara perlahan dan stabil
agar hasil las sesuai dengan yang diharapkan.
g. Apabila elektroda habis, maka diganti dengan yang baru
dengan catatan harus membuang terlebih dahulu terak yang ada agar tidak
mengalami kekeroposan terhadap benda kerja yang dilas.
h. Lakukan hingga benda kerja selesai dilas secara keseluruhan.
i. Apabila pengelasan telah selesai dikerjakan, hendaknya
kita mematikan mesin las, sisa elektroda harus dilepas dulu.
j. Lepaskan klem massa dari benda kerja yang telah dilas.
k. Letakkan kembali mesin las pada tempat semula.
2.2.5. Benda Kerja Yang Dikerjakan Dan Bagaimana Cara Yang
Mengerjakan
Pada
proses pengelasan ini pastinya ada objek-objek atau benda kerja yang akan dilas.
Benda kerja ini pastinya berupa logam-logam atau besi. Dalam pengelasan ini,
kami tentunya masih belajar untuk mencapai kriteria pengelasan yang baik.
Maka
dari itu dalam pengelasan ini, kami diijinkan untuk belajar mengelas. Jadi
dalam pengelasan ini, kami mengelas benda kerja yang tidak terlalu membutuhkan
kekuatan las.
Benda
kerja yang pernah kami kerjakan biasanya berupa penutup pisau mesin produksi,
besi-besi logam, besi dan plat yang digunakan untuk tangga, besi plat untuk
gaed mesin Hot Press, dan masih banyak yang lainnya.
Dalam
pengelasan ini tentunya kami harus memperhatikan tata cara dalam pengerjaannya.
Berikut
cara pengerjaan dalam pengelasan :
1. Mempersiapkan alat dan bahan, serta alat keselamatan
kerja.
2. Memastikan tidak ada konsleting pada arus listrik yang
digunakan.
3. Memakai alat keselamatan kerja.
4. Mulailah melakukan pengelasan dengan jalan pengelasan
stabil.
5. Bersihkan terak pada benda kerja, agar tampak hasil
pengelasan.
6. Bila selesai, putuskan hungan listrik dengan mesin las.
2.3. Mengoperasikan Mesin Bor
2.3.1.
Pengertian Mesin Bor

Mesin
bor adalah suatu jenis mesin yang gerakanya ada pada maa bor, dengan arah
pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pada pengerjaan
pelubangan).
Sedangkan
Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang pada benda kerja baik berupa plat
atau bukan dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut BOR. Mesin bor
merupakan satu alat mesin yang memiliki mata bor dan digunakan untuk menembus
benda yang akan dibor.
Mata bor yang memiliki mata
sayat yang sangat tajam dapat mempermudah menembus benda. Apabila mata sayat bor tumpul maka sulit untuk menembus
bendanya, maka ketajaman mata sayat sangat diperlukan.
Mesin bor dapat dikatakan merupakan
salah satu perkakas yang dibutuhkan di rumah. Walaupun tidak sering, tapi
keberadaan perkakas ini vital untuk berbagai macam keperluan di rumah, seperti
untuk memajang foto di dinding , memasang gantungan atau kaitan baju, memasang
peralatan di kamar mandi seperti shower
holder, pemasangan atau perbaikan furniture, untuk hobby atau hal-hal lain.
Di
perusahaan atau PT. KTI ini, khususnya di bagian workshop atau perbaikan, mesin
bor digunakan untuk membuat lubang pada plat baja, sebagai bahan untuk
pembuatan kereta roll veneer maupun lubang tab. Selain itu, juga digunakan
untuk membuat lubang pada sprocket (gear) dan pada pully.
Berikut
merupakan gambar pully yang sudah dibor dan ditap.

Pully ini, berfungsi untuk menggerakkan
konveor atau motor sesuai dengan mesin yang akan digunakan.
Mesin
bor memiliki fitur yang beragam seperti pilihan kepala bor 10 mm atau 13 mm,
reversible (putaran bor dapat berputar kea rah normal, searah jarum jam, atau
berlawanan) dan variable speed (kecepatan putaran bor dapat diatur), serta
bundle yang menyediakan mata bor set dan atau tas (tool box).
A.
Jenis Mesin Bor
Pada umumnya mesin bor
terdiri dari banyak jenis. Meskipun sebagian besar kegunaan mesin bor itu sama,
namun mesin bor masih memiliki perbedaan. Dimana perbedaan tersebut ada pada
bentuk mesin bor.
Adapun jenis-jenis mesin
bor tersebut antara lain :
1. Mesin Bor Meja
Mesin bor
meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini digunakan untuk
membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan
diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik
diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar.
Selanjutnya poros berputar yang sekaligus sebagai
pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan roda gigi lurus
dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.
2. Mesin Bor Tangan (Pistol)
![]() |
Mesin bor
tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan menggunakan tangan dan
bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya digunakan untuk melubangi
kayu, tembok maupun plat logam.
Khusus Mesin bor ini selain digunakan untuk membuat
lubang juga bisa digunakan untuk mengencangkan baut maupun melepas baut karena
dilengkapi dua putaran yaitu kanan dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam
berbagai ukuran, bentuk, kapasita, dan juga fungsinya masing-masing.
3. Mesin Bor
Radial
![]() |
Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran
benda-benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada
lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara permanen pada landasan atau
alas mesin.
Pada mesin ini benda kerja tidak bergerak. Untuk mencapai
proses pengeboran terhadap benda kerja, poros utama yang digeser kekanan dan
kekiri serta dapat digerakkan naik turun melalui perputaran batang berulir.
4. Mesin
Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)
Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine) berfungsi
untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang lebih besar, dimana proses
pemakanannya dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis
naik
turun.
Pada proses pengeboran, poros utamanya digerakkan naik
turun sesuai kebutuhan. Meja dapat diputar 360º, mejanya diikat bersama sumbu
berulir pada batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan
menggerakkan engkol.
5. Mesin
Bor Koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan
mesin bor yang lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi
pengeboran.
Mesin bor koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan
lobang dengan jarak titik pusat dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki
ukuran dan ketelitian yang tinggi.
Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut
digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah
melintang dengan bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan
sisitem optik dapat diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.
6. Mesin
Bor Lantai
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada
lantai. Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor
lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang pendukung.
Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang
besar dan berat.
7. Mesin Bor
Berporos (Mesin Bor Gang)
Mesin bor
ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah meja dengan empat
spindel. Mesin ini digunakan untuk melakukan beberapa operasi sekaligus,
sehingga lebih cepat.untuk produksi masal terdapat 20 atau lebih spindel dengan
sebuah kepala penggerak.
2.3.2.
Fungsi Mesin Bor
Fungsi dasar dari mesin bor,
yang sering ditemukan di kalangan umum yaitu digunakan untuk membuat lubang
pada dinding, digunakan sebagai alat bantu untuk memasang mur dan baut, dan
lain-lain.
Sementara itu, fungsi mesin bor berdasarkan
jenisnya antara lain adalah :
1. Mesin Bor Meja
Mesin ini
digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas
sampai dengan diameter 16 mm).
2. Mesin Bor
Tangan (Pistol)
Mesin bor
tangan biasanya digunakan untuk melubangi kayu, tembok maupun plat logam.
Khusus Mesin bor ini selain digunakan untuk membuat lubang, juga bisa digunakan
untuk mengencangkan baut maupun melepas baut karena dilengkapi dengan dua
putaran yaitu kanan dan kiri.
3. Mesin Bor
Radial
Mesin bor
radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan
berat.
4. Mesin
Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)
Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine) berfungsi
untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang lebih besar, dimana proses
pemakanannya dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis
naik
turun.
5. Mesin
Bor Koordinat
Mesin
bor koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik
pusat dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan
ketelitian yang tinggi.
6. Mesin
Bor Lantai
Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran
benda-benda kerja yang besar dan berat.
7. Mesin Bor
Berporos (Mesin Bor Gang)
Mesin bor
berporos digunakan untuk melakukan beberapa operasi sekaligus, sehingga lebih
cepat.untuk produksi masal terdapat 20 atau lebih spindel dengan sebuah kepala
penggerak.
2.3.3. Bagian Mesin Bor
1. Mata Bor
![]() |
Jenis cutting tool (mata bor) yang digunakan dalam proses
pengeboran antara lain:
1. Drilling
Proses
yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda kerja yang solid.
2. Step Drill
Proses
yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan diameter bertingkat.
3. Reaming
Reaming
adalah cara akurat pengepasan dan finishing lubang yang sudah ada sebelumnya.
4.
Boring
Proses
memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu titik pahat. Boring lebih
disukai karena kita dapat memperbaiki ukuran lubang, atau keselarasan dan dapat
menghasilkan lubang yang halus.
5.
Counter Bore
Operasi
ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan pemotongan. Digunakan untuk
proses pembesaran ujung lubang yang telah dibuat dengan kedalaman tertentu,
untuk mengakomodasi kepala baut.
6. Tapping
Tapping
adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini dilakukan baik oleh tangan
atau oleh mesin.
2.
Bagian Utama Mesin Bor
1. Base
(Dudukan )
Base ini
merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak paling bawah
menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat karena akan
mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
2. Column
(Tiang)
Bagian
dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang digunakan
untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai alur atau rel
untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
3. Table
(Meja)
Bagian
yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja kerja dapat
disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian pekerjaan yang
berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung
yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa
diputar 3600 dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu
dilengkapi pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan
yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum yang
diletakkan di atas meja.
4. Drill
(Mata Bor)
Adalah
suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling sering
digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran serpih
(geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut - sudut
sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah diameter
bor.
Bidang–bidang
potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga membentuk garis-garis
singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.
5. Spindle
Bagian
yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang / mencekam mata bor.
6. Spindle
head
Merupakan
rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan sambungan
berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses pemakananya.
7. Drill
Feed Handle
Handle
untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda kerja (
memakankan).
8. Kelistrikan
Penggerak
utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya mulai dari kabel
power dan kabel penghubung , fuse atau sekring, lampu indicator, saklar on–off,
dan saklar pengatur kecepatan.
2.3.4. Cara Mengoperasikan Mesin Bor
1. Pemasangan Benda Kerja
a. Jika
menggunakan ragum, untuk benda kerja rata dan mendatar dengan ukuran benda
tebalnya lebih pendek dari ukuran tinggi mulut ragum, dibagian bawah benda kerja
ditahan denagan bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum tidak
turut bergerak, ragum diikat denagan menggunakan mur baut pada meja bor.
b. Jika tidak
menggunakan ragum, benda kerja diikat pada meja bor dengan menggunakan dua buah
mur baut, dua buah penjepit bentuk U dengan dua balok penahan yang sesuai.
c. Untuk mengebor
logam batang berbentuk bulat, benda kerja diletakan pada sebuah balok V dan
dijepit dengan batang pengikat khusus, kemudian ditahan dengan menggunakan
balok yang sesuai dan diikat oleh mur baut pada meja mesin bor.
d. Untuk benda
kerja yang akan dibor tembus, benda kerja dijepit dengan menggunakan batang,
penjepit khusus, balok penahan yang sesuai tingginya dan diikat dengan mur baut
pengikat agar tidak merusak ragum.
2. Pemasangan Mata Bor Pada Chuck
a. Bor dengan tangkai lurus (taper) langsung dimasukan
pada lubang sumbu mesin bor, tidak boleh menggunakn pemegang bor. Dengan
demikian, lubang alur menerima ujung taper dan lubang taper diimbangi oleh
selubang yang distandarisasi (dinormalisasikan). Ujung taper tidak digunakan
untuk memegang tapi untuk mempermudah dilepas dari selumbung dengan menggunakan
soket. Sebelum melepas bor, sepotong kayu harus diletakan dibawahnya, sehingga
mata bor tidak akan rusak pada saat jatuh.
b. Bor dengan tangkai silinder digunakan “Pemegang Bor Berkonsentrasi
Sendiri” dengan dua atau tiga rahang. Bor harus dimasukan sedalam mungkin
sehinggan tidak selip pada saat berputar. Permukaan bagiaan dalam pemegang
berhubungan dengan tangakai mata bor, sehingga menghasilkan putaran bor.
c. Bor dengan kepala bulat lurus diperguanakan pemegang
atau penjepit bor otomatis (universal), dimana bila diputar kuncinya, maka
mulutnya akan membuka atau menjepit dengan sendirinya (otomatis).
d. Bor dengan kepala tirus dipergunakan taper atau sarung
pengurang yang dibuat sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan, sehingga terdapat
bermacam-macam ukuran.
e. Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor
dengan baik dan akan menghasilkan tatal yang sama tebal dengan yang keluar
melalui kedua belah alur spiral bor. Untuk bahan memerlukan pendinginan,
dipergunakan cerek khusus tempat bahan pendingin.
3. Mengatur Posisi Benda Kerja
Atur
posisi benda kerja dengan menggerakkan meja, untuk arah vertical cukup memutar
handle, untuk gerak putar mejanya cukup membuka pengunci di bawah meja dan di
sesuaikan, setelah itu jangan lupa mengunci semua pengunci.
4. Mengalirkan Aliran Listrik
Tancapkan
steker mesin ke stop kontak sumber listrik, kemudian tekan sakelar on (pada saat
ini spindle sudah berputar). Atur kecepatan yang sesuai dengan benda kerja.
5. Pengaturan Saat Pengeboran
Untuk
pemakanan ke benda kerja, putar Drill feed Handle sehingga mata bor turun dan
memakan benda kerja.
6. Gunakan Cairan Pendingin
Untuk
pengeboran ini, dianjurkan untuk menggunakan cairan pendingin saat pengeboran. Cairan pendingin yang digunakan,
biasanya cairan oli.
7. Mematikan Mesin
Bor
Apabila
pengeboran sudah dilaksanakan, segeralah matikan mesin bor dengan menekan
tombol off pada mesin bor.
2.3.5. Benda Kerja Yang Dikerjakan Dan Bagaimana Cara Yang
Mengerjakan
Dalam
melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan mesin bor, hendaknya kita harus
memastikan titik tengah benda kerja yang akan dibor. Untuk menentukan titik
tengah pada benda kerja, biasanya kita memerlukan bantuan penitik.
Sebelum
melakukan pengeboran, pastinya kita akan menandai benda kerja tersebut dengan
penitik tadi. Hal ini bertujuan agar benda kerja yang akan dibor tidak meleset,
atau sesuai dengan yang diinginkan. Benda kerja yang biasanya kami kerjakan
dengan mesin bor, biasanya seperti gear atau sprocket, as pada mesin produksi
dalam pabrik, pully, gaet mesin Hot Press, dan masih banyak yang lainnya.
Dalam
melakukan pengeboran ini, tentunya ada tata cara untuk pengerjaannya. Tata cara
mengerjakan dengan mesin bor antara lain sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat dan benda kerja yang akan dibor.
2. Menentukan mata bor yang akan kita gunakan.
3. Menentukan titik tengah pada benda kerja sebelum dibor,
agar pengeboran dapat berjalan lancar.
4. Memasang mata bor pada chuck mesin bor, baik bor tngan
atau yang lainnya.
5. Mulai melakukan pengeboran pada tanda yang ada di benda
kerja.
6. Dalam pengeboran usahakan ada ciran pendingin, agar mata
bor tidak panas dan aus.
7. Setelah proses pengeboran selesai, hendaknya kita
meletakkan alatdan benda kerja pada tempat semula.
2.4. Mengoperasikan Blunder

Blunder adalah merupakan alat potong
yang digunakan untuk memotong plat-plat tebal, tapi juga bisa digunakan untuk memotong
plat-plat yang tipis. Selain digunakan untuk memotong, blunder ini biasanya
juga digunakan untuk membuat bengkok logam seperti beton esser, dan besi beton
yang lainnya. Untuk memotong plat-plat tersebut, kita pasti membutuhkan panas
untuk pembakarannya. Karena dalam pemotongan disini, kita tidak menggunakan
pisau plat ataupun gerinda potong. Untuk pembakaran pada blunder ini kita pasti
membutuhkan bahan bakar yang akan digunakan dalam pemotongan. Bahan bakar yang
sering digunakan untuk blunder ini, yaitu gas LPG dan Oksigen (O2).
2.4.2. Fungsi Blunder
Fungsi blunder ini adalah digunakan untuk memotong
plat-plat yang tipis dan tebal, selain itu blunder biasanya juga digunakan
untuk membuat besi bengkok. Fungsi umum dari blunder ini, memang hanya untuk
memotong dan membengkokkan besi.
2.4.3. Bagian Blunder
Blunder
ini, merupakan sebuah alat yang dapat kita gunakan untuk memotong logam ataupun
besi dengan bantuan panas, baik dengan tekanan maupun tanpa tekanan. Blunder
disini, tidak hanya terdiri dari satu bagian atau satu komponen saja.
Blunder
ini pastinya terdiri dari bagian-bagian tertentu, dimana bagian atau komponen
blunder tersebut, ada ikatannya dengan pemotongan, baik pada plat ataupun besi
beton.
Berikut ini, terdapat bagian-bagian
dari blunder disertai penjelasannya. Adapun bagian-bagian dari blunder sebagai
berikut :
Ø
Tabung
Oksigen (O2)
Tabung
oksigen ini, merupakan tempat dimana gas oksigen (O2) disimpan di
dalam tabung. Tabung oksigen ini biasanya dicat warna biru, hitam, dan hijau.
Namun yang sering kami temui pada blunder ini, tabung oksigennya berwaran
kuning.
Ø
Tabung
Gas LPG
Sebenarnya
tabung ini sama dengan tabung oksigen, yang digunakan untuk menyimpan gas LPG
di dalamnya. Pada umumnya, tabung gas LPG ini berwarna biru. Pemberian warna
baik pada tabung oksigen maupun tabung LPG, bertujuan untuk membedakan antara
gas LPG dengan oksigen.
Ø
Selang
Oksigen
Selang
oksigen merupakan bagian dari blunder, yang digunakan untuk mengalirkan gas
osigen ke blunder.
Ø
Selang
LPG
Sementara
selang gas LPG, digunakan untuk mengalirkan gas LPG ke blunder.
Ø
Regulator
Oksigen dan LPG
Regulator
ini, adalah alat pada blunder yang digunakan untuk mengatur keluarnya gas, baik
oksigen maupun gas LPG.
Ø
Manometer
Oksigen dan LPG
Manometer
pada blunder, digunakan untuk mengatur tekanan oksigen dan gas LPG.
Ø
Burner
Burner
pada blunder, tentunya masih sama dengan las asetylen. Burner ini dgunakan
untuk melakukan pembakaran yang dihasilkan dari gas LPG dan oksigen.
Ø
Sikat
Baja
Sikat
baja, merupakan alat bantu yang digunakan untuk mebersihkan blunder dari
sisa-sisa terak pemotongan.
Ø
Korek
Api
Korek
api pastinya kita gunakan dalam pemotongan dengan blunder. Karena korek api
merupakan salah satu sumber api yang sering digunakan, terutama dalam kehidupan
sehari-hari.
2.4.4.
Cara Mengoperasikan Blunder
Untuk mengoperasikan blunder, tentunya kita akan
mengingat tentang las asetylen. Dimana cara mengoperasikan mesin blunder ini,
ada beberapa kesamaan dengan las asetylen.
Cara mengoperasikan blunder sebagai berikut :
1.
Cek tabung dan selang gas LPG dan oksigen sebelum
menggunakannya.
2.
Membuka saluran gas LPG secara perlahan, kemudian
dekatkan dengan titik api.
3.
Buka saluran oksigen secara perlahan, untuk membuat nyala
api blunder lebih baik.
4.
Dekatkan nyala api pada benda kerja yang akan dipotong,
diamkan selama beberapa detik sampai benda kerja tampak kemerahan.
5.
Lakukan pemotongan secara perlahan untuk mendapatkan
hasil yang diinginkan.
6.
Bila pemotongan sudah selesai, maka matikan saluran
dengan menutup saluran gas.
7.
Masukkan benda kerja yang panas itu ke dalam air.
8.
Bersihkan ujung burner dari sisa-sisa potongan benda
kerja, dengan menggunakan sikat baja.
2.4.5. Benda Kerja Yang Dikerjakan Dan Bagaimana Cara Yang
Mengerjakan
Pada
penggunaan blunder ini, tentunya kita membutuhkan tenaga dari api sebagai
sumber api. Api disini digunakan untuk nyala api pada blunder, sehingga proses
pemotongan dengan blunder dapat berjalan dengan baik.
Pada
pemotongan dengan blunder ini, pastinya benda kerja yang kita gunakan biasanya
adalah logam-logam dan besi beton. Benda kerja yang pernah kami kerjakan dengan
blunder, seperti plat yang akan digunakan untuk meja dudukan hasil produksi,
plat yang akan digunakan untuk mesin Hot Press, dan yang lainnya.
Untuk
melakukan pemotongan dengan blunder ini, tentunya ada tata cara tersendiri
dalam pengerjaannya. Dimana cara pengerjaannya sama dengan cara mengoperasikan
blunder.
Berikut
cara pengerjaan blunder, antara lain sebagai berikut :
1.
Cek tabung dan selang gas LPG dan oksigen sebelum
menggunakannya.
2.
Membuka saluran gas LPG secara perlahan, kemudian
dekatkan dengan titik api.
3.
Buka saluran oksigen secara perlahan, untuk membuat nyala
api blunder lebih baik.
4.
Dekatkan nyala api pada benda kerja yang akan dipotong,
diamkan selama beberapa detik sampai benda kerja tampak kemerahan.
5.
Lakukan pemotongan secara perlahan untuk mendapatkan
hasil yang diinginkan.
6.
Bila pemotongan sudah selesai, maka matikan saluran
dengan menutup saluran gas.
7.
Masukkan benda kerja yang panas itu ke dalam air.
8.
Bersihkan ujung burner dari sisa-sisa potongan benda
kerja, dengan menggunakan sikat baja.
Selain materi-materi di atas, selama prakerin ini kami
juga diajarkan tentang free maintenance. Dimana tentang free maintenance ini
akan kami uraikan dalam materi selanjjutnya. Berikut ini, merupakan penjelasan
dan beberapa kegiatan kami, selama belajar free maintenance.
2.5.
Free Maintenance
Free Maintenance merupakan salah satu kegiatan/job
karyawan maintenance dari workshop, untuk melakukan perawatan terhadap
mesin-mesin produksi yang ada di dalam pabrik. Pad prakerin ini, kami juga
diajarkan cara-cara perawatan terhadap mesin-mesin produksi yang ada di dalam
pabrik. Perawatan-perawatan tersebut bisa berupa isi oli pada mesin produksi,
pelumasan chain, pelumasan gear, perawatan pada compressor, dan masih banyak
yang lainnya.
Adapun beberapa daftar Free Maintenance yang pernah kami
kerjakan bersama karyawan maintenance, sebagai berikut :
1.
Nama mesin =
Slicer Amitec
Merk
= AMITEC VT 25 S
Fungsi
= Untuk menyayat
kayu guna membuat veneer
Buatan
= Jepang
Alat
penyayat berbentuk seperti lorotan pensil
Perawatan
= Check feeding belt
=
Check nose bar
=
Grease up lifting cotomne
=
Pelumas worm gear up down
=
Oil had pump screw up down
2.
Nama mesin = Runing Saw ( Pembelah Veneer )
Merk
= SF SCHEER
Fungsi
= Memotong veneer yangt telah jadi
Buatan
= Jerman
Alat
potong = Berbentuk
gergaji
Motor
penggerak gergaji = Menggunakan tenaga motor / dynamo kearah kiri
dan kanan
Perawatan =
Pelumas chain cutter
=
Pelumas sliding cutter
= Pembersihan
power page
=
Chain spindle
=
Sleeding spindle
3.
Nama mesin =
Finger Cutter
Merk
= KIKUKAWA
Type
= FU – 1
Buatan = Jepang
Fungsi
= Pembuat alur lurus
pada potongan –potongan balok kayu guna dijadikan satu, sehingga menjadi balok
kayu yang panjang.
Perawatan
= Pelumas chain feed roll
transfer
= Pelumas
sliding press bar up/down
= Pelumas chain feeding bar
4.
Nama
mesin = Finger Joint (w-2)
Merk = Kikukawa
Buatan =Jepang
Fungsi =
Untuk menyambung dan mempererat kayu
yang sudah dilumuri lem
Alat penekan = Menggunakan
air silinder tenaga angina/pneumatic
5.
Nama mesin =
Kiln Dry
Fungsi
= Pengering kayu
menggunakan tenaga panas dan angina
Pressure/tekanan =
2 kg/cm2
Suhu minimal =
800c
Maksimal
= 100 atau juga bisa
lebih
6.
Nama mesin =
Dryer
Perawatan = Ganti V belt A – 37
= Pelumas cair
= Pelumas sliding sap
= Grease up pillow block
= Pelumas worm gear
7. Nama
mesin = Roll Coating
Merk = SUPERFICI
Buatan = Monza, Italia
Fungsi = Untuk mengecat langsung kering
Motor
penggerak = Menggunakan dynamo atau motor sebagai penggerak roll-roll pada mesin
Perawatan = Buang air compressor
8.
Nama mesin =
Compressor Atlas Copco
Perawatan = Check oil level
=
Pembersihan mesin air dry
= Pembersihan pendingin
= Pembersihan mesin compressor
= Service solenoid
9.
Nama mesin =
Vertical Saw
Perawatan = Pelumas chain
= Grease up sleeding
10.
Nama mesin =
Composser Intex
Perawatan = Pelumas sleeding up
= Pelumas
chain roll
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN :
Kami siswa prakerin
SMK Negeri 2 Probolinggo mendapat banyak
pengalaman dan pembelajaran di PT. KTI (Kutai Timber Indonesia) antara lain :
a) Kami diajarkan
untuk selalu mengutamakan keselamatan kerja saat melakukan pekerjaan.
b) Kami dipercaya
untuk membantu para pekerja menyelesaikan proyek di ruang Workshop seperti mengefrais
sebuah as untuk membuat lintasan sepi, memasang genggi.
c) Kami diajarkan
teknik mengelas, menggerinda rata, menggunakan mesin sloter, menggunakan mesin
bor, menggunakan mesin frais.
d) Kami diajarkan
cara mengetap yang benar dan memasang mata bor
pada chuck bor.
e) Kami diajarkan
kedisiplinan dan diberi tahu aturan-aturan yang ada di perusahan.
f) Kami diajarkan
dan terjun langsung ke lapangan untuk melakukan perawatan serta perbaikan mesin-mesin
produksi (Free Maintenance).
3.2. SARAN :
Atas pembelajaran serta pengalaman
prakerin kami di PT. KTI, kami ingin menyampaikan kepada sekolah maupun
perusahaan, agar pelaksanaan prakerin di tahun yang akan datang dapat lebih
baik.
Untuk sekolah :
Saran kami
adalah agar sekolah lebih kritis dalam menyikapi masalah pada saat pelaksanaan
prakerin kepada siswa, seperti memberikan pengayoman tentang masalah prakerin. Dan kami juga
mengharapkan kepada sekolah agar lebih tanggap dalam membantu para siswa
prakerin seperti saat membuat laporan prakerin.
Untuk
perusahaan :
Saran kami
adalah agar perusahaan lebih meberikan pengajaran serta masukan kepada para
siswa prakerin, agar dapat lebih mengerti tentang dunia industri.
Demikian
kesimpulan serta saran dari kami, siswa prakerin SMKN 2 Probolinggo. Bila ada tutur
kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Atas perhatian
dan kerja samanya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
6.
http://www.pengelasan.blogspot.com
Assalamualaikum mbak, saya bisa minta nomer hp yang bisa dihubungi?
ReplyDelete